ASSALAMUALAIKUM....! SELAMAT DATANG DI BLOG YANG SEDERHANA INI. SEMOGA BISA MEMBERI MANFAAT DAN INSPIRASI BAGI ANDA. SILAHKAN TINGGALKAN KOMENTAR. KARENA KOMENTAR ANDA SANGAT BERMANFAAT UNTUK BELAJAR LEBIH BAIK. TERIMAKASIH ATAS KUNJUNGAN ANDA

Senin, 24 Juni 2013

SISTEM DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK

Gardu  Tiang  Trafo(GTT)  berlokasi  dekat  dengan  konsumen,  trafo  dipasang  pada tiang  listrik  dan  menyatu  dengan  jaringan  listrik.  Untuk  mengamankan  trafo  dan sistemnya,  GTT  dilengkapi  dengan  unit-unit  pengaman  yang  ditempatkan  pada Perangkat  Hubung  Bagi  Tegangan  Rendah  (PHB-TR)  khususnya  sistem  pada  PLN  Distribusi  Jatim. Trafo  daya  step  down  berfungsi  untuk  menurunkan  dari  tegangan menengah 20kV ke tegangan rendah 380/200 V(referensi tegangan trafo 400/231 V).
    Untuk lokasi Gardu Distribusi khususnya tipe Gardu Trafo (GTT) berdekatan langsung  dengan  daerah  pelayanan  konsumen,  selanjutnya  GTT  disalurkan  ke konsumen  melewati  jurusan-jurusan,  dan  untuk  setiap  unit  GTT  disalurkan  empat jurusan.
    Jaringan Tegangan Menengah (JTM) atau Saluran Udara Tegangan Menengah (SUTM) 20kV. Karena tegangan masih tinggi belum dapat digunakan untuk mencatu beban  secara  langsung,  kecuali  pada  beban  yang  didesain  khusus.  Ditribusi  primer merupakan saluran yang akan mensuplay ke Gardu Tiang Trafo(GTT), unit peralatan yang termasuk sisi primer, sbb:
•    Saluran sambungan (jamper) dari SUTM ke unit trafo (Primer Trafo)
•    Cut Out (CO)
•    Ligthning Arrester (LA)
•    Saluran masukan

1.    Saluran Sambungan dari SUTM ke Unit Trafo
Besar  arus  sambungan  SUTM  menuju  ke  saluran  trafo  distribusi  sisi  primer dihitung berdasarkan besar kapasitas daya trafo terpasang.

2.    Cut Out
Cut Out berfungsi untuk opersai dan sebagai unit trafo, cara kerjanya sebagai berikut:
•    Membuka  dan menutup saluran ke GTT, untuk mengoperasikan harus memakai tongkat khusus (stick) dan prinsip kerjanya seperti sakelar
•    CO  sebagai  pengamanan  trafo  atau  GTT,  karena  unit  CO  dilengkapi dengan  Fuse  Link  dan  akan  bekerja  atau  putus  apabila  dilewatioleh arus listrik yang lebih besar dari kapasitasnya
•    Proses putusnya Fuse Link, bias disebabkan karena:
    SUTM terkena surja petir dan merambat pada saluran masukan GTT.
    Pada saat ada gangguan hubung singkat pada saluran ke trafo atau pada unit trafonya
•    Saluran pengahantar dari SUTM ke CO memakai kabel jenis NYAF.

    Besar  kapasitas  CO  tergantung  dari  besar  Fuse  Link,  dan  besar  Fuse  Link harus disesuaikan dengan daya trafo, dan berfungsi sebagai pengaman(seperti pada fuse atau sekering). Apabila terjadi gangguan pada unit trafo maka fuse link akan putus, dan bisa diganti. Besar fuse link dari PLN adalah 3, 6, 10 A., karena disuaikan dengan besar kapasitas Trafo Distribusi milik PLN.

3.    Lightning Arrester
Lightning  Arrester  (LA)  digunakan  untuk  pengamanan  SUTM  terhadap gangguan tegangan lebih surja petir, system pemasangan LA, sbb:
•    LA dipasang antara SUTM dan COApabila SUTM terkena gangguan surja petir, maka arus gangguan akan diamankan LA dan selanjutnya disalurkan ketanah.
•    LA dipasang setelah CO

    Apabila  SUTM  tersambar  surja  petir,  maka  arus  gangguan  akan diamankan CO lebih dan arus sisa gangguan akan diamankan lebih lanjut oleh LA.

4.    PHB-TR
    Perlengkapan  Hubung  Bagi  jaringan  distribusi  tegangan  rendah,  PUIL mensyratkan sebagai berikut:
•    Pada  jaringan  distribusi  tegangan  rendah,  PHB-TR  berfungsi sebagai titik pencabangan jaringan dan sambungan pelayanan.
•    Instalasi  PHB-TR  pasangan  luar  dan  pasangan  dalam  harus memenuhi  persyaratan  keamanan  dan  keselamatan  lingkungan, persyaratan teknis elektris dan mekanis, serta harus dilindungi dari kemungkinan kerusakan mekanis.
•    Pada setiap unit PHB-TR harus mempunyai peralatan minimal;
    Satu sakelar  masuk sirkit masuk
    Satu  proteksi  arus  pada  sirkit  keluar  atau  kombinasi proteksi dan sakelar (MCB atau MCCB).
•    Arus  minimal  sakelar  masuk  minimal  sama  besar  dengan  arus nominal penghantar masuk atau arus maksimal beban penuh.
•    Besar  arus  yang  mengalir  pada  rel  harus  diperhitungkan  sesuai kemampuan rel, temperature ruang dan kerja tidak boleh melebihi 65o C.
•    Pemasangan  rel  telanjang  harus  sedemikian  rupa  sehingga memenuhi persyaratan jarak 5 cm + 2/3 kV dari system tegangan nominal.

    PHB-TR adalah suatu perlengkapan listrik yang berfungsi sebagai pengendali, penghubung dan melindungi, serta membagi tenaga dari sumber tenaga listrik ke suatu beban atau pemakai.

Untuk instrument ukur indicator dan terminasi, PHB-TR diisyaratkan sebagai berikut:
•    Harus dipasang paling sedikit instrument indikator dengan warna yang sesuai.
•    Panel  PHB-TR  utama  pada  gardu  distribusi  (GTT)  harus  dipasang instrument ukur minimal Volt meter dan Ampere meter.
•    Instrument  indicator  harus  disambung  pada  sirkit  masuk  sebelum saklar masuk.
•    Sambungan sirikit pada PHB harus memakai sepatu kabel yang sesuai dengan  jenis  metalnya  dan  ukuran  penghantar  serta  harus dijepit/dipress  pada  penghantar,  KHA  terminal  sepatu  kanel  harus minimum  sama  dengan  kemampuan  sakelar  dari  sirikit  yang bersangkutan rangkaian.
•    Pemegang kabel harus dapat memikul gaya berat, gaya tekan dan gaya tarik,  sehingga gaya tersebut  tidak  akan  langsung  dipikul  oleh gawai listrik lain.

0 komentar:

Posting Komentar